“The Conjuring: Last Rites” adalah film terbaru dalam franchise horor yang terkenal dengan kisah-kisah supranatural dan pengalaman menakutkan dari dunia nyata yang diangkat ke layar lebar. Sebagai penutup dari saga yang telah berlangsung selama beberapa tahun, film ini diharapkan mampu memberikan akhir yang memuaskan dan mengikat seluruh cerita yang telah dibangun sebelumnya. Namun, kenyataannya, “The Conjuring: Last Rites” tidak mampu memenuhi ekspektasi tersebut dan justru terasa sebagai penutup saga yang kurang istimewa.
Salah satu hal utama yang menjadi kekurangan dari film ini adalah ceritanya yang terasa terlalu standar dan tidak menawarkan sesuatu yang baru. Setelah beberapa film sebelumnya yang berhasil menghadirkan suasana tegang dan cerita yang kompleks, “Last Rites” cenderung mengulang formula yang sudah terlalu familiar. Cerita yang seharusnya menegangkan dan penuh kejutan justru terasa datar dan prediktabel, sehingga penonton bisa menebak alur cerita jauh sebelum klimaks tiba. Hal ini menyebabkan rasa penasaran dan ketegangan yang biasanya menjadi kekuatan utama film horor ini berkurang secara signifikan.
Selain itu, pengembangan karakter dalam film ini juga terkesan kurang mendalam. Para tokoh utama, termasuk pasangan penyelidik paranormal Ed dan Lorraine Warren, tampil cukup datar tanpa memberikan dimensi emosional yang kuat. Penonton tidak benar-benar merasa terhubung secara pribadi dengan perjuangan mereka, sehingga saat momen-momen menegangkan terjadi, efek emosionalnya pun tidak terasa maksimal. Akibatnya, film ini kurang membangun ketegangan yang mendalam dan tidak mampu memunculkan rasa takut yang benar-benar mengena.
Dari segi atmosfir dan suasana horor, “Last Rites” juga tidak mampu menampilkan keunggulan khas dari franchise ini. Banyak momen yang terlalu cepat, minim penggunaan efek suara dan pencahayaan yang dramatis, serta kejutan yang tidak terasa menegangkan. Bahkan, beberapa adegan terlihat terlalu klise dan tidak inovatif, sehingga kehilangan daya kejutan yang biasanya menjadi kekuatan utama film horor.
Tak hanya dari segi cerita dan atmosfer, aspek teknis film ini juga tidak istimewa. Penyutradaraan terasa kurang tajam, dan penggunaan efek visual maupun make-up hantu dan set horor kurang memukau jika dibandingkan dengan pendahulunya. Hal ini membuat “The Conjuring: Last Rites” terasa biasa saja dan tidak mampu memberikan pengalaman menakutkan yang benar-benar mengesankan.
Secara keseluruhan, “The Conjuring: Last Rites” menjadi penutup saga yang tidak istimewa. Film ini lebih banyak mengulang formula lama tanpa inovasi yang berarti, serta gagal menghadirkan ketegangan dan atmosfer horor yang maksimal. Sebagai akhir dari sebuah franchise yang pernah dikenal dengan kisah-kisah menegangkan dan mendalam, film ini terasa sebagai penutup yang tidak memberikan kesan mendalam dan meninggalkan banyak pertanyaan tanpa jawaban memuaskan. Penggemar franchise ini mungkin berharap lebih, tetapi kenyataannya, “Last Rites” hanya menjadi penutup yang biasa-biasa saja dan tidak mampu memenuhi harapan sebagai penutup saga yang epik.